Saudaraku perlu kiranya engkau tahu bahwa su'ul khotimah (mati dalam keadaan buruk) memiliki sebab yang seharusnya setiap orang menjauhinya. Sebab utama adalah karena berpaling dari agama Allah. Hal ini dapat berupa berpaling dari istiqomah, lemahnya iman, rusaknya i'tiqod (keyakinan), dan terus menerus dalam maksiat.Tiada kematian yang paling indah kecuali mati dalam keadaan Islam dengan husnul khotimah. Dan sebaliknya akhir hidup yang menyedihkan mesti amal dilakukan adalah mati dalam keadaan su’ul khatimah. Dalam al-Quran, pesan Allah kepada setiap umatnya agar teguh berislam hingga akhir hayat sangatlah tegas. Seruan tersebut dimulai dengan perintah agar mereka bertakwa semaksimal mungkin. Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 102 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ Artinya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” Setiap muslim tentu saja mengidam-idamkan husnul khatimah dan menghindari su’ul khatimah. Namun, semua itu atas kehendak Allah. Manusia hanya bisa selalu berusaha amal kebaikan dan selalu mendekatkan diri pada Allah. Dalam usaha itu, pentingnya bagi kita menghindari hal-hal yang menyebabkan jatuh ke jurang su’ul khatimah. Meningkatkan keimanan, ketakwaan dan selalu beristiqomah dalam kebaikan serta yang diiringi dengan keikhlasan adalah bagian dari ikhtiyar untuk mati dalam keadaan Islam. Dalam ayat di atas dijelaskan pada akhir kalimat bahwa Allah telah memerintahkan kepada umatnya agar mati dalam keadaan beragama Islam. Manusia sendiri tidak akan mampu menjadikan dirinya tetap dalam agama Islam karena pada hakikatnya husnul khatimah ataupun su’ul khatimah baik atau buruknya akhir hidup manusia adalah kuasa Allah. Oleh karenanya kita sebagai manusia hendaknya selalu berikhtiar kepada Allah supaya kita mampu memperoleh predikat mati husnul khatimah. Jurang Suul Khotimah Untuk mencapai husnul khatimah perlu kiranya kita mengetahui beberapa perbuatan yang harus dihindari agar tidak jatuh dalam jurang su’ul khatimah. Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitab Nashaihu Ad-Diniyah, menjelaskan golongan orang yang dikhawatirkan meninggal dunia dalam keadaan su’ul khatimah. Beliau berkata “Ketahuilah bahwa kebanyakan su’ul khatimah adalah bagi orang-orang yang meremehkan shalat fardhu dan kewajiban zakat, mencari-cari aib Muslimin yang lain, mengurangi takaran dan timbangan, orang-orang yang menipu Muslim dan menutupi atas mereka dalam masalah agama dan dunia, menganggap bohong pada kekasih-kekasih Allah dan mengingkarinya, mengaku dirinya berada pada derajat kewalian kekasih Allah tanpa adanya pembenaran, dan sebagainya,” Syekh Abdullah bin Alawi al-Haddad, Nashaihu Ad-Diniyah, Haramain, hal. 7. Pertama, orang-orang yang suka melalaikan shalat. Shalat merupakan kewajiban utama bagi setiap muslim yang telah menginjak baliqh dan berakal. Shalat juga merupakan amal pertama yang akan dihisab oleh Allah SWT. Oleh karena itu, hendaklah kita selalu menjaga shalat kita dengan baik, terutama Shalat fardu. Kedua, suka mencari-cari aib suadaranya. Sebagian besar manusia menyibukkan diri dengan urusan orang lain sehingga melupakan urusan dan kewajibannya sendiri. Sama halnya jika manusia sibuk mencari keburukan orang lain maka keburukannya sendiri pun akan ia lupakan. Ia tidak akan menyadari bahwa dirinya sedang berada dalam maksiat dan dosa. Ketiga, mengurangi takaran dan timbangan. Perdagangan merupakan cara manusia memenuhi kebutuhan satu sama lainnya. Itu sebabnya Islam melarang adanya tindak kecurangan dan penipuan dalam berdagang yang bisa merugikan orang lain. Jika kecurangan terus menerus dilakukan, maka selama hidupnya ia akan memakan hasil yang tidak halal. Keempat, menipu sesame dan menutupi atas mereka dalam masalah agama dan dunia. Seringkali kepentingan duniawi membuat manusia terlena dan tidak jarang membuat manusia menempuh segala cara. Bahkan bagi sebagian manusia yang sudah dibutakan oleh duniawi dan materi bisa menjadikan agama menjadi alat untuk meraup keuntungan untuk dirinya. Kelima, menganggap bohong pada kekasih-kekasih Allah dan mengingkarinya. Yang kita ketahui, sejarah Islam menuliskan perjuangan para utusan Allah yang selalu dihadapkan dengan penolakan tentang ajarannya. Bahkan tak hanya penolakan saja, namun tak sedikit dari utusan Allah yang memperoleh siksaan dari ajaran yang mereka siarkan. Hal ini tidak berhenti di zaman Rasul, sahabat, tabi’in, hingga para ulama kekasih Allah yang datang belakangan. Hingga saat ini tantangan demi tantangan silih berganti terjadi pada pejuang di jalan Allah mulai dari tingkat kepercayaan, fitnah, iri, dengki, sampai pada penolakan dan perlawanan. Demikian beberapa perbuatan yang harus dihindari agar terhindar mati dalam keadaan suul khotimah. Semoga kita senantiasa diberi rahmat dan kekuatan oleh Allah SWT sehingga kita semua mampu menjauhi dosa-dosa di atas dan mendapatkan husnul khatimah. Amin Ketahuilah bahwa kebanyakan su'ul khatimah adalah bagi orang-orang yang meremehkan shalat fardhu dan kewajiban zakat, mencari-cari aib Muslimin yang lain, mengurangi takaran dan timbangan, orang-orang yang menipu Muslim dan menutupi atas mereka dalam masalah agama dan dunia, menganggap bohong pada kekasih-kekasih Allah dan mengingkarinya, mengaku dirinya berada pada derajat kewalian (kekasih Allah) tanpa adanya pembenaran, dan sebagainya," (Syekh Abdullah bin Alawi al-Haddad, Nashaihu
Kisah Nyata Mengharukan, Mati Khusnul Khotimah Saat hampir wafat, Alla bin Ziyad menangis dan ia ditanya, “Apa yang membuat Anda menangis?” Ia menjawab, “Demi Alloh, aku ingin menyambut maut dengan taubat.” Orang-orang berkata, “Lakukanlah, semoga Alloh memberi rahmat kepadamu. “Dia meminta untuk bersuci dan berpakaian baru, lalu ia menghadap kiblat lalu memberi isyarat dengan kepalanya dua kali dan menelentangkan badan kemudian meninggal dunia. Mush’ab bercerita, “Ketika sakit Amir bin Abdullah bin Zubair bin Awwam mendengar suara adzan lalu dengan langkah yang berat -karena sakit- meminta untuk dituntun dengan berkata,” Peganglah tanganku,” Dia masuk masjid bersama imam lalu ruku’ sekali, setelah itu ia meninggal dunia. Inilah Renungan untuk kita Dalam kenyataannya ada dua macam akhir hidup, yaitu akhir hidup yang baik atau husnul-khotimah dan akhir hidup yang buruk atau su’ul-khotimah. Husnul-khotimah adalah akhir kehidupan seseorang yang beriman kepada Alloh dan percaya pada hari berbangkitnya manusia dengan bermodalkan taqwa. Jadi iman dan taqwa adalah faktor utama untuk menuju husnul-khotimah. Dan ketaqwaan yang berujud amal sholih itu adalah wujud dari keimanan. Contoh husnul-khotimah adalah seseorang yang mati dalam memperjuangkan kalimat Alloh atau sesorang yang akhir amalannya dalam taat pada Alloh. Rasululloh shallAllohu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya, “Siapa saja yang mengucapkan Laa ilaaha illaLlaah’ pada akhir hidupnya untuk mencari ridha Alloh , maka ia akan masuk surga. Siapa saja yang berpuasa pada akhir hidupnya untuk mencari ridha Alloh , maka dia akan masuk surga. Dan siapa saja yang bersedekah pada akhir hidupnya untuk mencari ridha Alloh, maka ia akan masuk surga. ” HR Ahmad V/391. Ketika hampir wafat, Amir bin Abdullah menangis dan berkata, “Pada saat kematian seperti ini seyogyanya orang-orang mau mengambil pelajaran agar dapat beramalsholih. Ya Alloh, hamba mohon ampunanMu atas segala dosa hamba. Hamba bertaubat dari segala dosa. Laa ilaaha illaLlaah.” Begitulah yang ia ucapkan terus menerus hingga ia meninggal dunia. Sudah waktunya kita untuk segera beramal, jangan sampai kita menyesal. Al-Hasan berkata, “Mengherankan. Orang masih sempat tertawa padahal di belakangnya ada kobaran api neraka, dan masih sempat-sempatnya bersenang-senang padahal kematian dari belakangnya “ SUMBERKisah Kyai Barseso Mati dalam Kekafiran. sumber: iqra.id. Melalui kitab tersebut, Ibnu Abbas radiyallahu 'anhu menceritakan kisah seorang ahli zuhud bernama Barseso. Selama kurang lebih 70 tahun, ia beribadah di dalam tempat ibadah tanpa pernah bermaksiat sedikit pun. Mengetahui hal tersebut, iblis ingin menggoda Barseso dengan ilmu rekayasa
KISAHNYATA :ANTARA DUA PILIHAN, KEMATIAN HUSNUL KHATIMAH ATAU SU'UL KHATIMAH KISAH ISLAMI. Seorang Syeikh hafizhullah pernah bercerita: Seseorang memperlihatkan sebuah foto kepadaku. "Jika aku mati, maka janganlah kalian bersedih atasku, karena aku menyerahkan semua yang kukerjakan ini untuk Allah, sebab aku mengajarkan ilmu."
Deskripsi Kisah-Kisah Su’ul Khatimah Buku Kisah-Kisah Su’ul Khatimah ini memberikan tuntunan kepada kita semua agar segera bertaubat kepada Allah dan senantiasa memperbanyak amal shalih sebelum kematian datang, sebab tidak ada seorang pun tahu kapan ajal menjemputnya. Tidak sepantasnya seorang mukmin mengatakan, aku akan bertaubat esok hari’ hingga ajal menjemputnya dan dia belum melakukan apa-apa, dan yang ada hanyalah penyesalan yang diungkapkan kepada Rabb-Nya, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia, agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.” QS. Al-Mukminum 99-100. Untaian-untaian kisah orang-orang yang meninggal dalam keadaan su’ul khatimah yang disuguhkan dalam buku Kisah-Kisah Su’ul Khatimah ini cukup menggugah dan memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada kita untuk selalu mawas diri dengan segera bertaubat dan memperbanyak amal ibadah kepada Allah.
Artinya: "Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS Jumu'ah : 8). Jika sudah saatnya, kematian pasti akan terjadi.